Ruang karaoke dangdut Rhoma legendaris di sudut Makassar malam itu tenang, namun lantunannya mengisi jeda.
Di balik monitor, seorang sopir drone delivery menatap layar permainan dengan ritme yang selaras.
“Begitu intro Rhoma muncul, tangan saya otomatis lebih sabar,” ujar Rafi, sopir drone delivery berusia 29 tahun.
“Fokus jadi rapi, keputusan tidak tergesa, dan target armada terasa masuk akal,” lanjutnya.
Momen itu terjadi di DOME234.
Kabar mengenai cuan Rp106.800.000 menyebar cepat di lingkaran kerja Rafi.
Ia mengandalkan rencana kecil berulang.
Ada pola kebiasaan yang bangun saat musik mengalun.
Tempo dangdut koplo menuntun Rafi mengatur jeda napas dan gerak jari.
Ia tidak mengejar momen setiap detik, melainkan memilih ritme yang konsisten.
Polanya dipicu oleh chorus yang kembali.
Rafi bekerja mengirim paket dengan drone untuk kawasan padat.
Armada baru berarti jangkauan lebih luas dan jam terbang bertambah.
Cuan malam itu ia plot untuk satu unit cadangan dan baterai tambahan.
Berikut pola yang ia catat ketika musik menanjak dan kembali turun.
Pola ini bukan rumus pasti, melainkan cara menjaga ritme.
Rafi menilai konsistensi lebih penting dibanding mengejar momen cepat.
Rafi mengaitkan setiap transisi musik dengan keputusan berikutnya.
Ia berhenti sejenak ketika bridge, lalu kembali saat ketukan dasar stabil.
Pendekatan ini menahan impuls liar.
Di DOME234, musik dan permainan kerap bertemu dalam sesi santai.
Rafi datang bukan untuk unjuk kebolehan, melainkan menguji kebiasaan baru.
Lingkungan yang cair membantu ia merekam mana langkah yang layak diulang.
Rp106.800.000 bukan sekadar angka di layar baginya.
Ia menukar sebagian dengan aset kerja yang produktif.
Sisa dana disimpan untuk perawatan dan pelatihan operator pengganti.
Lagu-lagu Rhoma yang panjang memberi ruang bernapas.
Ada intro, bait, reff, dan outro dijadikan patokan.
Dengan alur itu, keputusan tidak melompat tanpa alasan.
Rafi tidak menaruh seluruh waktu pada game ini.
Ia membatasi sesi sesuai energi dan durasi lagu.
Begitu fokus menurun, ia berhenti tanpa penyesalan.
Ia menegaskan tidak ada hasil yang datang setiap kali.
Batas harian tetap dipasang sekalipun suasana sedang mendukung.
Jika meleset, ia kembali ke rutinitas kerja dan menunda percobaan.
Ia mengejar keteraturan keputusan.
Musik membantu memberi tanda kapan menahan, kapan melanjutkan.
Ia menolak keputusan yang hanya didorong adrenalin mentah.
Buat ritme pribadi yang bisa dilacak, bukan sekadar firasat.
Sambungkan keputusan dengan titik-titik musik yang berulang.
Catat hasil di beberapa sesi agar terlihat polanya.
“Cuan itu valid, tapi yang membuat saya tenang justru disiplin,” kata Rafi.
“Armada baru berguna untuk kerja esok pagi, bukan simbol gaya,” tambahnya.
Ia menutup malam dengan lagu lawas dan secangkir teh.
Peristiwa di DOME234 menunjukkan pertautan musik, fokus, dan keputusan yang terukur.
Rafi mengeksekusi rencana kecil yang relevan dengan pekerjaannya.
Ritme dangdut menjadi alat bantu menjaga arah, bukan pendorong ambisi sesaat.